Lia yang Supel

Lia yang Supel


Di kampusku ada seorang cewek cakep yang selalu jadi perbincangan di antara teman-teman cowokku, Lia namanya. Sebenarnya dia tidak terlalu cakep banget, tetapi bodynya.., wow.., sungguh ideal, seksi dan sialnya dia tahu kelebihannya tersebut. Lia sering (atau mungkin suka) berpakaian ketat, sehingga memancarkan daya tariknya itu. Tak heran jika banyak cowok yang mencoba mendekatinya dan mengajaknya berkencan, apalagi dia orangnya juga supel, tapi selama ini belum pernah ada yang berhasil. Saya sebagai lelaki normal, sering juga menggodanya, tapi belum pernah mengajaknya kencan, kecuali hanya sebagai teman bercanda. Padahal kata teman-temanku, dia suka menanyakan bahkan mengirim salam kepada saya jika saya kebetulan tidak berada di kampus.

Waktu terus berjalan, dan di antara teman-teman, yang bisa dekat dengannya hanya saya. Saya sendiri tidak tahu mengapa. Tapi jika dirunut, sebenarnya justru dialah yang selalu mencoba dekat denganku. Bukannya saya ge-er. Pernah saya mencoba bertanya kepadanya tentang hal ini, jawabnya adalah karena saya ini orangnya sedikit cuek dan enak untuk diajak bertukar pendapat. Hatiku berbunga juga mendengar jawaban itu, dan kedekatan ini berjalan semakin erat, bahkan boleh dibilang seperti pacaran. Sering dia minta ditemani, beli buku, pakaian, bahkan sampai ke acara resmi, seperti ulang tahun dan pernikahan teman-temannya. Memang cukup berkesan juga kedekatan itu bagiku, akan tetapi ada satu peristiwa yang sampai benar-benar sangat mengesankan dan sampai sekarang tak akan pernah kulupakan.

Suatu saat aku diminta menemani mengantar neneknya ke Jakarta. Saya sih oke saja, tapi pada saat itu kebetulan saya tidak memiliki ongkos. Lia mengatakan bahwa keluarganyalah yang akan menanggung (saya memang dekat dengan keluarganya). Akhirnya saya berangkat menemani dia dan neneknya dengan menggunakan kendaraan dari agen travel.

Di dalam kendaraan, kami duduk bertiga, saya, Lia dan neneknya. Selepas luar kota, tiba-tiba kantukku datang, di tengah suasana lampu dalam kendaraan yang remang-remang. Mungkin juga disebabkan karena saya kelelahan karena mengikuti kegiatan di kampus siangnya. Sebelum tertidur sempat kulihat Lia dan neneknya telah terpejam lebih dulu.

Tengah malam aku terbangun, karena aku merasa tanganku ada yang menjepit. Kubuka mataku, aku terkejut, karena tanganku telah dipeluk Lia hingga tanganku menekan buah dadanya yang padat dan kenyal (kata teman-temanku) di balik kaos ketatnya. Lebih terkejut lagi, setelah aku mengetahui bahwa tangan kirinya ternyata telah berada di antara selangkanganku. Kucoba melepaskan tanganku, karena risih takut jika dilihat oleh orang (selama ini saya belum pernah sedekat ini dengan cewek, apalagi cewek seksi). Tapi dia seakan-akan menahan tanganku, tak mau melepaskannya. Tiba-tiba ia tersenyum, sambil berbisik, "Nggak apa-apa, Lia suka kamu", sambil merapatkan buah dada kirinya ke tanganku, hingga dapat kurasakan goncangan buah dadanya seiring goncangan kendaraan. Tiba-tiba ia mencium belakang telingaku cukup lama, sampai penisku menegang. Tahu bahwasanya penisku telah mengeras, ia malah menyelusupkan tangan kirinya ke balik kaosku, kebawah, dan mencoba masuk ke celana jeansku yang agak longgar, dan akhirnya.., digenggamnya penisku. "Besar sekali.., gemes aku", bisiknya sambil memejamkan matanya. Dan aku kembali memejamkan mata untuk tidur sambil menahan gejolak yang ada di dada.

Menjelang subuh, kami bertiga tiba di tempat neneknya dengan disambut oleh kakeknya. Setelah berbasa-basi sebentar, saya diantar ke kamar yang ada di belakang dan berdekatan dengan kamar Lia. Dan akhirnya kurebahkan badanku, kelelahan dan tertidur.

Pagi hari, antara sadar dan tidak, kucium bau segar orang habis mandi. Kucoba membuka mata dan kulihat Lia sedang sibuk membuka ransel carrier-ku. Bawaanku dan bawaan Lia dijadikan satu untuk menghemat barang bawaan. Kuingat-ingat lagi, ternyata sebelum tidur saya lupa mengunci pintu, hingga ia bisa dengan mudah masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Dia hanya memakai kemeja putih longgar yang bersih dan tipis sampai sebatas paha. Lia tampak segar, rambutnya masih basah sehabis mandi. Kulihat aktivitasnya dari tempat tidur, agaknya dia belum tahu kalau mataku sudah terbuka dan dia membungkuk ke arahku. Sempat kulihat buah dadanya yang selama ini jadi tebakan ukurannya oleh teman-temanku dari belahan bajunya dan ternyata ia tidak memakai BH. Tampak putih bersih, mengkal, dengan puting berwarna kemerahan, bergoyang-goyang. Kurasakan ada yang menyodok dari balik celana pendekku.

"Eh.., udah bangun, bantuin buka tasnya dong..", katanya ketika menoleh ke arahku. Aku tersenyum, bangun, dan meraih segelas teh yang sudah ada di atas meja. Lalu aku berjongkok di depan Lia, sambil membantunya membuka ranselku. Kulirik kedua kakinya yang putih bersih sampai ke pangkal pahanya. Gejolakku timbul memberontak dan desakan penisku kurasakan semakin keras.

"Nih udah, mau ambil apa?", tanyaku. "Mau ngambil BH-ku", jawabnya sambil menunduk hingga aku dapat melihat dari dekat buah dadanya yang padat dari tempatku berjongkok. Tiba-tiba ia memalingkan mukanya ke arahku, beradu pandang sejenak denganku, dan.., tanpa kuduga ia mengecup bibirku sesaat. Segar kurasa bibirnya. Kuberanikan diri untuk membalasnya dan ditanggapinya dengan hangat. Dijulurkan lidahnya dan diadu dengan lidahku. Kalau boleh aku katakan Lia memang cewek yang agresif dan berani.

Sesaat lamanya kami melakukan french kiss, sampai akhirnya dia merebahkan badannya ke tempat tidur, sambil menarik tanganku. Akupun jatuh di atas tubuhnya. Tubuh Lia gemetar. Buah dadanya mulai mengeras, berhimpit dengan dadaku. Kulumat habis bibirnya. Kujilati seluruh wajahnya. Lia hanya mendesah pendek, sambil mengangkat kedua kakinya menjepit tubuhku. Kualihkan jilatanku ke lehernya, sambil kugesekkan penisku yang terbungkus celana ke selangkangannya. "Ekkhh.., sstt..", desahnya pendek.

Kusibakkan kemejanya yang tidak dikancingkan bagian atasnya. Buah dadanya yang besar tapi ideal, nampak menjulang dengan puting merahnya telah mengeras. Kujilati buah dadanya kanan kiri secara bergantian. Lia menggelinjang kenikmatan sambil membusungkan dadanya. "Eeerrgghh..", erangnya ketika kugigit-gigit puting dan kuremas-remas buah dadanya.

Aku beralih ke telinga, kuciumi, kukulum dan kujilati, sambil kubisikkan, "Susumu besar dan mengkal, berapa sih ukurannya?", "36.., errgghh..", jawabnya sambil menahan nikmat. Tangannya mulai menyusup ke celana dalamku, memegang penisku dan meremasnya. Tiba-tiba.., tangannya meremas kuat penisku, tubuhnya mengejang, dan akhirnya melemas. Tampaknya Lia sudah mengalami orgasme untuk yang pertama kalinya.

Aku membuka kaus dan celanaku hingga aku telanjang bulat. Dia pun membuka kemeja dan melepas celana dalamnya. Vaginanya yang merah berbulu tak terlalu lebat, tampak mengkilap berair. "Udah banjir yaa..", godaku. Lia hanya tersenyum sambil tiduran mengangkang lebar-lebar.

Kucium lututnya, ke atas, ke paha. Lia hanya bisa menggerakkan kakinya menjepit kepalaku. Klitorisnya tampak menyembul di antara celah vaginanya. Kuhampiri dan kujilati dengan penuh perasaan. Semakin keras jepitan kakinya. Lia pasrah dan hanya bisa menggerakkan pinggul ke atas, kanan, dan kiri. Kusibakkan bibir vaginanya, kujilati vagina bagian dalamnya yang sudah basah. Kugoyangkan kepalaku, sambil menjulurkan lidahku kedalam. Terdengar bunyi gemericik air vaginanya, dan "Ss.., aarrghh.., ekh.., Andi, aku.., nggak tahaan.., lagii..". Dan keluarlah air kewanitaannya.

Aku merangkak menciumi seluruh tubuhnya hingga berakhir di bibirnya. Matanya terpejam, sementara tangannya mengusap-ngusap pinggulku dan meraih penisku. Ditariknya penisku, kurasakan hangat bibir vaginanya. "Dorong.., Andi.., sshh..". Tak segera kulakukan, hanya kugesekkan saja. Kucoba menggodanya dan Lia tersenyum karena tahu kugoda. Dibimbingnya lagi penisku ke vaginanya. Dan kudorong pelan-pelan. Lia tersentak, kedua tangannya ke samping menarik seprei. Dia tampaknya menahan nikmat yang luar biasa. Sungguh sulit penisku masuk, karena sempitnya lubang vaginanya. Kudorong kuat-kuat.., dan akhirnya.., slepp.., penisku masuk setengahnya.., dan kudorong lagi.., slepp.., masuk semuanya. Hangat kurasa di dalam vaginanya, seakan tak rela kulepaskan. Terdiam kami berdua, seakan saling menikmati surgawi ini. Lia dengan pelan-pelan menggoyangkan pinggulnya. Akupun tak mau kalah, kudorong penisku maju mundur, sambil melumat bibirnya, dan kuremas buah dadanya. Kaki Lia terjuntai ke atas, merangkul dan menekan pinggulku dan kami bersatu dalam kenikmatan.

Setelah beberapa lama, kugulingkan badanku, hingga Lia berada diatas. Ditegakkannya tubuhnya yang berkeringat dan digerakkan naik turun. Kunikmati gerakan payudaranya yang bergoyang-goyang. Lia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengerang kenikmatan. Dia memegang lenganku keras sekali.., dan mengerang tertahan, "Eeaargghh..". Kurasakan cairan hangat membanjiri penisku di vaginanya. Puncak yang kedua sudah Lia peroleh, dan tubuhnya kembali melemas.

Dengan tanpa melepas penis dari vaginanya, kubopong dia. Aku berdiri, sementara Lia merangkulku, dengan kaki menjepit pinggul, sehingga posisinya menggantung di tubuhku. Kudorong maju mundur penisku sambil kuguncang tubuhnya. "Pyek.., pyek..", terdengar dari vaginanya yang basah, seiring gerakanku. Payudara yang kenyal tersebut juga bergoyang-goyang sehingga menambah rangsanganku.

Kembali kurebahkan tubuhnya ke tempat tidur dan kembali ke posisi konvensional tanpa melepas penisku. Tangannya memeluk pinggulku, menarik badanku hingga menambah nafsuku untuk semakin menghunjamkan penis dengan lebih keras dan cepat. Lia memberi variasi, dengan menggigit dan melepas penisku dengan bibir vaginanya. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa hingga, "Lia.., eerghh.., aku nggak tahan.., arrgghh.., mau keluarr..", "Aku .., erghh.., sshh.., jugaa..". Dan akhirnya, "Cret.., crett..", penisku mengejang-ngejang menyemprotkan air mani, seiring dengan tubuh Lia yang mengejang orgasme.

Tubuhku seperti dilolosi tulangnya, jatuh di atas tubuh Lia. Kukulum bibirnya dan kukecup mesra dan Lia berkata, "Kamu sungguh hebat..", diiringi dengan senyuman bahagianya. Kukecup pula bibirnya dengan mesra dan bahagia.

TAMAT

»»  read more

kup0u-kupu liar ku

Kupu-kupu Liarku


Nama gue X, 28 tahun, tinggal di kota Jakarta. Sebenarnya gue ingin menceritakan kisah seks dengan seorang gadis yang gue juluki "Kupu-kupu Liar" sejak lama. Tapi karena belum sempat menuliskannya.., yah akhirnya baru sekarang gue sempatin untuk menceritakan kepada pembaca 17Tahun.com secara detail. Semoga saja cerita gue ini dapat dipetik manfaatnya. Kalo pembaca menganggap gue orang brengsek, ya jangan diikuti, simple kan?

*****

Gue bertemu dia sekitar pertengahan tahun 2001. Jujur saja, semula gue mengira dia itu sudah menikah. Karena badannya kelihatan seperti wanita yang sudah menikah tetapi setelah kenal, ternyata dia belum menikah.

Dari pertemuan ke pertemuan berikutnya, gue dan dia semakin akrab dan sering saling mengirimkan SMS. Walaupun itu hanya SMS yang isinya sekedar menanyakan sudah makan siang atau belum, lama-kelamaan gue sering kangen sama dia.

"Wah gawat nih kalo gue mulai suka sama dia," begitu pikir gue.

Waktu itu gue lagi 'jomblo' dan lagi males untuk pacaran karena baru putus cinta. Tapi akhirnya gue sadar kalau gue suka banget sama dia. Bukan dari fisik tapi dia itu orangnya baik dan cerdas. Tapi ada satu hal secara fisik yang membuat sulit banget melupakan dia yaitu ukuran dadanya yang mungkin 34 C.

Sebagai gambaran, wajahnya lumayan, kulit kuning, dan rambut ikal. Gue lupa kapan pertama kali mengajak dia kencan. Tapi yang gue ingat yaitu pertama kali membawa dia ke tempat kos gue.

Saat itu, penghuni kos sedang pergi atau entah pulang ke kotanya masing-masing, gue ajak dia ke tempat kos. Mulanya sih ngobrol yang nggak-nggak dan entah bagaimana ceritanya, gue langsung kulum bibir dia yang mungil.

Wow, enak banget man.. Rasanya melayang. Lidah gue terus masuk ke mulutnya dan kami saling mengulum lama sekali. Tiba-tiba, lidah gue sudah menjilati dua bukit kembarnya yang besar. Putingnya sampai mengkilat terkena air ludah gue.

"Terus say.. Jilat, hisap say," ujarnya.

Gue jilati sampai dia orgasme. Tapi mungkin yang pertama, gue belum sempat menjilati veginya yang sudah panas banget. Malamnya, gue ajak dia check ini di hotel bintang empat di kawasan Jakarta Barat. Begitu masuk kamar, gue langsung serbu bibirnya yang sexy.

"Say.. Mau nggak gue jilatin," kata gue.

Dengan pandangan matanya yang sayu.. Dia mengangguk. Langsung gue buka perlahan bra dan celana dalamnya. Wah besar banget bukit kembar cewek ini, begitu pikir gue. Setelah puas memainkan bibirnya yang sexy, lidah gue langsung turun ke dua bukit kembarnya.. Dia hanya bisa mendesah.. Dan mengelus-elus rambut gue..

"Enak say.. Hisap yang keras say."

Putingnya langsung mengeras dan tegak. Dengan warna yang coklat tua, semakin membangkitkan gairah gue. Gue jilati juga semua bagian perut, pusarnya dari atas ke bawah. Setelah sampai di veginya.. Gue langsung senang karena sudah dicukur rapi. Veginya masih tertutup rapat, tapi sudah mengeluarkan sedikit lendir. Lidah gue langsung masuk dan mencari klitorisnya.. Dia hanya bisa menutup mata dan mengerang.

"Sst, ah.. Ah.. Enak say.. Elo pintar banget sih. Ah.. Enak.. Sedot say," katanya.

Gue jilati veginya sambil gue remas-remas bukit kembarnya yang besar dan bergoyang-goyang. Setelah sekian lama gue jilati, akhirnya gue tahu kalau dia akan orgasme. Pantatnya terangkat tinggi.

"Ah.. Gue keluar say."

Lalu gue sorongkan adik gue ke mulutnya. Sambil tiduran, dia terus mengulum 'adik' gue.. Turun, dan naik.. Sambil lidahnya bergerak ke sana kemari dan sekali-kali menyapu lubang kencing adik gue.

"Enak say?," katanya.
Gue bilang, "Hisap say.."

Lalu dia menghisap adik gue yang berukuran sekitar 19-20 cm itu. Sambil menjilat, dikocoknya adik gue.. Setelah beberapa lama.. Gue yakin mau orgasme.

"Say, gue mau keluar nih," kata gue.
"Cepet keluarin dalam mulut gue.."
"Gue keluar say.. Ah.. Ah..," seiring dengan keluarnya sperma gue beberapa kali tembakan di mulutnya. Dia menelan semua sperma gue sampai habis.

Setelah istirahat sejenak, gue mau masukin adik gue ke veginya yang sudah basah.

"Say, gue masukin ya," kata gue. Dia hanya menggangguk. Tapi begitu kepala adik gue yang masuk.. Dia merintih.
Terus gue tanya, "Loe sudah pernah ML sebelumnya?" Dia mengatakan belum pernah.

Pelang-pelan gue dorong lagi adik gue.. Awalnya dia berkata, "Enak say, terus say, gesek yang kenceng." Tapi begitu gue mau masukin adik gue.., kembali dia merintih, "Sakit Say."

Akhirnya gue tidak tega untuk memaksakan penetrasi. Tapi malam itu, dia berhasil membuat adik gue memuntahkan sperma sampai empat kali. Dia bahkan mengalami lima kali orgasme. Setelah check in, besoknya dia SMS gue.

"Gue malu bertemu elo lagi."
Lalu gue jawab, "Kenapa?".

Dia bilang malu.., karena baru bertemu langsung mau diajak check in. Tapi setelah gue menjelaskan beberapa alasan, akhirnya dia mau mengerti.

Kos gue dan dia tidak seberapa jauh. Hanya sekali naik angkot, gue sampai di kosnya. Kosnya memang enak dan tenang. Cowok dan cewek boleh tinggal satu kamar karena rumah ibu kosnya jauh dari kos tersebut.

Pulang kerja, gue langsung mampir ke tempat kosnya. Meskipun aman, tetapi pembantu kosnya agak reseh. Bahkan sering pembantu kos itu menanyakan kepada cewek atau cowok penghuni kos itu. Pokoknya reseh deh.

Kebetulan malam itu, dia mengatakan pembantu kos sudah pulang. Ketika sampai di pintu pagar, gue langsung telepon dia.

"Eh bukain pintu dong, gue sudah di luar nih." Tidak seberapa lama, dia keluar sambil membuka pintu gerbang kos.
"Masuk deh, langsung ke kamar saja," katanya. Untungnya semua kamar waktu itu sudah tertutup rapat meskipun belum begitu malam.
"Masukin saja sepatu elo, biar nggak ketahuan ada tamu," katanya.

Begitu di dalam kamar, dia langsung mengunci pintu dan menyerbu bibir gue.

"Gue kangen sama elo. Elo kemana saja sih."

Gue kulum bibirnya.. Sambil meremas pantatnya yang besar. Ternyata dia sudah tidak memakai celana dalam. Langsung saja gue perosotin celana pendeknya, dan gue gosok bibir veginya dengan jari gue.

"Say.., gue pengen nih," ujar gue. Bra-nya gue copot dan langsung gue kenyot buah dadanya yang besar dengan puting yang sudah mengeras.
"Say, enak banget sih cucu elo."

Setelah puas, lidah gue langsung menyerbu veginya.. Gue jilatin klitorisnya berulang kali sampai dia mendapatkan orgasme yang pertama. Sambil pantatnya diangkat tinggi-tinggi, dia merintih. Gue khawatir dia berteriak, langsung gue kulum bibirnya sambil terus mempermainkan bibir veginya yang sudah basah.

Setelah orgasme kedua, dia langsung menduduki tubuh gue.. Gue yang sudah horny, langsung mengenyot dua bukit kembarnya yang bergelantungan secara bergantian. Setelah puas, adik gue langsung dikulumnya..

"Enak say," ujarnya.

Gue mengangguk sambil terus menikmati kuluman di adik gue. Sambil mengulum, dia juga kocok adik gue dan sekali-kali menjilati buah pelir adik gue. Dia hisap adik gue dengan keras, dan akhirnya menyemburlah sperma gue di mulutnya dan sebagian lagi mengenai wajahnya. Dia menjilati semua sperma gue sampai bersih.

Kejadian itu terjadi berulang-ulang sampai ratusan kali dan gue nggak bisa menghitung lagi.., sudah berapa kali gue sedot veginya yang harum itu. Sampai sekarang gue belum pernah penetrasi ke veginya karena dia menolak karena masih virgin. Gue menghormati dia seperti apa adanya. Biarlah hanya suaminya kelak yang merenggut keperawanannya.

Tapi gue akhirnya sayang banget sama dia. Dia juga mengatakan hal yang sama. Pernah suatu kali, kita mencoba tidak bertemu dan tidak saling berhubungan. Tapi hanya bertahan sekitar tiga bulan. Setelah itu, kami kembali saling memuaskan dan tidak lupa mencupang buah dadanya yang besar itu.

Gue sebenarnya pengen masukin adik gue ke veginya tetapi karena dia menolak, gue nggak bisa memaksa dia. Dia juga sempat jalan bareng sama beberapa cowok lain tapi dia selalu bilang hanya dengan gue dia bisa puas. Hal itu terbukti meskipun dia juga melakukan hal yang sama, tapi itu tidak bertahan lama. Paling lama dua-tiga bulan, dia sudah malas untuk berhubungan dengan cowok itu.

Kejadian saling memuaskan itu membuat kami ketagihan. Sampai-sampai, kami pernah membuat dia orgasme sampai lima kali. Kami melakukan itu hampir setiap hari sepulang kantor. Dia pernah bilang pengen lepas dari gue, tapi selalu tidak berhasil. Begitu juga gue. Gue pernah tidak menghubungi sekitar dua bulan, tapi ujung-ujungnya gue kangen sama dia dan kembali saling memuaskan.

Tapi gue juga sadar, sampai kapan hal ini kami lakukan. Gue pernah merasa berdosa banget sama dia. Tapi bayangan keseksiannya sulit gue lupain. Gue juga sayang sama dia.. Entah sampai kapan.

Belakangan ini, gue dan dia masih berhubungan tapi sudah tidak melakukan hal itu karena percuma saja. Dalam hatiku, dia tetap "Kupu-kupu Liar"ku selamanya yang nggak akan bisa gue lupain. Gue cuma bisa mengingat kejadian sexy itu.

*****

Bagi yang ingin memberikan komentar or nyobain.., kirim ke email gue.


E N D
»»  read more

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.